اللفظ الموضوع لمعنی
Definisi :
Kalam secara bahasa :
"Lafadh yang diletakkan untuk suatu makna."
اللفظ المفيد
"Lafadh yang berfaidah (memiliki makna)",
ﻨـﺎ ) "Allah adalah Robb kita dan Muhammad adalah
Misalnya : ( ﺍﷲ ﺭﺑﻨﺎ ﻭﳏﻤـﺪ ﻧﺒﻴ
Nabi kita".
Dan suatu kalam minimal tersusun dari dua kata benda; atau satu kata kerja dan satu kata benda.
Contoh yang pertama : (ﳏﻤـﺪ ﺭﺳـﻮﻝ ﺍﷲ) "Muhammad adalah Rosullullah" dan contoh yang kedua adalah (ﺍﺳﺘﻘﺎﻡ ﳏﻤﺪ) "Muhammad berdiri".
ﺍﻟﻜﹶـﻼﹶﻡ KALAM
ﲎﻌﻟِﻤ ﻉﻮﺿﻮﺍﻟﹾﻠﱠﻔﹾﻆﹸ ﺍﻟﹾﻤ
Definisi :
Kalam secara bahasa :
"Lafadh yang diletakkan untuk suatu makna."
ﺪﺍﹾﻟﻠﱠﻔﹾﻆﹸ ﺍﳌﹸﻔِﻴ
Dan secara istilah :
"Lafadh yang berfaidah (memiliki makna)",
ﻨـﺎ ) "Allah adalah Robb kita dan Muhammad adalah
Misalnya : ( ﺍﷲ ﺭﺑﻨﺎ ﻭﳏﻤـﺪ ﻧﺒﻴ
Nabi kita".
Dan suatu kalam minimal tersusun dari dua kata benda; atau satu kata kerja dan satu kata benda.
Contoh yang pertama : (ﳏﻤـﺪ ﺭﺳـﻮﻝ ﺍﷲ) "Muhammad adalah Rosullullah" dan contoh yang kedua adalah (ﺍﺳﺘﻘﺎﻡ ﳏﻤﺪ) "Muhammad berdiri".
Yaitu fi'il madhi seperti (ﻓﹶﻬِـﻢ), fi'il mudhori' seperti (ـﻢﻔﹾﻬﻳ) atau fi'il amr seperti (ﻢﺍِﻓﹾﻬ).
Dan fi'il dengan pembagiannya tersebut memberikan faidah mutlaq, bukan umum.
ﺮِﻩِﻰ ﻓِﻲ ﻏﹶﻴﻨﻌﻠﹶﻰ ﻣﻝﱠ ﻋﺎ ﺩﻣ
Harf adalah :
"Apa-apa yang menunjukkan makna pada yang selainnya"
Diantaranya :
1. Wawu (ﺍﻟـﻮﺍﻭ) : datang sebagai 'athof (penyambung), maka memberikan
faidah penggabungan dua hal yang saling bersambung di dalam sebuah hukum, tidak menunjukkan urutan dan tidak menafikannya kecuali dengan dalil.
2. Fa' (ﺍﻟﻔﺎﺀ) : datang sebagai 'athof (penyambung), maka memberikan faidah
penggabungan dua hal yang saling bersambung di dalam hukum dengan berurutan dan beriringan dan datang dengan sebab, dan memberi faidah ta'lil (alasan).
3. (ﺓﺍﻟـﻼﻡ ﺍﳉـﺎﺭ) : memiliki beberapa makna diantaranya : sebab, kepemilikan dan kebolehan.:
ﺓ) .4ﻋﻠﻰ ﺍﳉﺎﺭ) : memiliki beberapa makna diantaranya : wajib.
JENIS-JENIS KALAM :
Kalam terbagi dari segi kemungkinan disifati benar dan tidaknya dengan dua macam :
1) Al-Khobar (Berita):
ﺍﻟﻜﹶﺬِﺏِ ﻟِﺬﹶﺍﺗِﻪِ ﻕِ ﺃﹶﻭﺪﺑِﺎﻟﺼ ﻒﺻﻮﺃﹶﻥﹾ ﻳ ﻜِﻦﻤﺎ ﻳﻣ
"Kalam yang mungkin disifati dengan benar atau dusta pada asalnya."
Maka keluar dari perkataan kami : (ﻣﺎ ﳝﻜﻦ ﺃﻥ ﻳﻮﺻﻒ ﺑﺎﻟﺼﺪﻕ ﻭﺍﻟﻜﺬﺏ) "Apa-apa yang mungkin disifati dengan benar atau dusta"; (ﺍﻹﻧﺸﺎﺀ) "al-insya' (yang mengandung perintah atau larangan, pent)" karena tidak memiliki kemungkinan seperti itu, sebab penunjukannya bukanlah suatu pengkabaran yang mungkin untuk dikatakan : ia benar atau dusta.
Dan keluar dari perkataan kami : (ﻟﺬﺍﺗﻪ) "pada asalnya"; khobar yang tidak mengandung kebenaran, atau tidak mengandung kedustaan dari sisi yang dikabarkan. Yang demikian karena khobar dari sisi yang dikabarkan terbagi menjadi 3 :
Pertama, yang tidak mungkin disifati dengan dusta, seperti khobar dari Allah dan Rasul-Nya yang telah shohih darinya.
Kedua, yang tidak mungkin disifati dengan kebenaran, seperti khobar tentang sesuatu yang mustahil secara syar'i atau secara akal. Yang pertama (mustahil secara syar'i, pent), seperti seorang yang mengaku sebagai Rasul setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam; dan yang kedua (mustahil secara akal, pent), seperti khobar berkumpulnya 2 hal yang saling bertentangan (yang tidak mungkin ada bersamaan atau hilang bersamaan, pent) seperti bergerak dan diam pada sesuatu yang satu pada waktu yang sama.
Ketiga, yang mungkin disifati dengan benar dan dusta baik dengan kemungkinan yang sama (tidak bisa dibenarkan dan didustakan karena sulit ditarjih, pent) atau dengan merojihkan salah satunya, seperti kabar dari seseorang tentang sesuatu yang ghoib dan yang semisalnya.
ﺍﻟﹾﻜﹶﺬِﺏِﻕِ ﻭﺪﺑِﺎﻟﺼ ﻒﺻﻮﺃﹶﻥﹾ ﻳ ﻜِﻦﻤﺎ ﻻﹶ ﻳﻣ
2) Al-Insya' (ﺍﻹﻧﺸﺎﺀ):
"Kalam yang tidak mungkin disifati dengan benar atau dusta", diantaranya adalah perintah dan larangan. Seperti firman Allah :
ﺌﺎﻴﺮِﻛﹸﻮﺍ ﺑِﻪِ ﺷﺸﻻ ﺗﻭ ﻭﺍ ﺍﻟﻠﱠﻪﺪﺒﺍﻋﻭ
"Sembahlah Allah dan janganlah kalian menyekutukannya dengan sesuatu apapun." (an-Nisa : 36)
Dan terkadang kalam adalah berupa khobar insya' ditinjau dari 2 sisi; seperti bentuk akad yang dilafadzkan, misal : "aku jual atau aku terima", karena kalimat ini merupakan khobar ditinjau dari penunjukannya terhadap apa yang ada (kehendak, pent) pada orang yang meng-akad, dan merupakan insya' ditinjau dari sisi konsekuensi akad.
Terkadang kalam datang dalam bentuk khobar tapi yang dimaksud dengannya adalah Insya' dan sebaliknya untuk suatu faidah.
Contoh yang pertama : Firman Allah subhanahu wa ta'ala :
ﻭﺀٍﺛﹶﻼﺛﹶﺔﹶ ﻗﹸﺮ ﻔﹸﺴِﻬِﻦﺑِﺄﹶﻧ ﻦﺼﺑﺮﺘﻳ ﻄﹶﻠﱠﻘﹶﺎﺕﺍﻟﹾﻤﻭ
"Dan perempuan-perempuan yang diceraikan hendaklah menunggu tiga kali quru'" (al-Baqoroh : 228)
Maka firman Allah "ﻦﺼﺑﺮﺘﻳ" adalah berbentuk khobar tetapi yang dimaksud
dengannya adalah perintah, dan faidah dari hal tersebut adalah penegasan terhadap perbuatan yang diperintahkan tersebut, sampai seolah-olah perintah tersebut seperti perintah yang telah terjadi, berbicara dengannya seperti salah satu sifat dari sifat-sifat perintah.
Contoh yang sebaliknya : Firman Allah subhanahu wa ta'ala :
ﺎﻛﹸﻢﻄﹶﺎﻳﻤِﻞﹾ ﺧﺤﻟﹾﻨﺎ ﻭﺒِﻴﻠﹶﻨﻮﺍ ﺳﺒِﻌﻮﺍ ﺍﺗﻨﺁﻣ ﻭﺍ ﻟِﻠﱠﺬِﻳﻦﻛﹶﻔﹶﺮ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦﻭ
"Dan berkata orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman, " Ikutilah jalan (agama) kami dan kami akan memikul kesalahan-kesalahan kamu." [QS al-Ankabut : 12]
Maka firman Allah "ﻤِﻞﹾﺤﻟﹾﻨﻭ" adalah dalam bentuk perintah tetapi yang dimaksud dengannya adalah khobar, yaitu : dan kami akan memikul, dan faidah dari hal tersebut adalah menempatkan sesuatu yang dikhobarkan tersebut pada tempat yang diwajibkan dan diharuskan dengannya.
VIDEO KAJIAN AL USHUL MIN 'ILMIL USHUL =>by ustadz Muflih Safitra: https://m.youtube.com/watch?v=ZZ4dW_a7cXw
=>berbahasa Arab: https://m.youtube.com/watch?v=c8-H1kKARJ8