Type Here to Get Search Results !


 

06. DEFINISI ILMU

Definisi ilmu

Syaikh Saad Asy-Syatsri

DEFINISI ILMU

Mengetahui sesuatu sesuai dengan kebenarannya dengan perasaan pasti/yakin.

Yang bukan termasuk ilmu:

Jahil Basith/kebodohan yang ringan: tidak mengetahui sesuatu secara menyeluruh, misalnya seseorang ditanya: “kapankah terjadinya perang Badar?” Lalu dia menjawab “saya tidak tahu”.

Jahil murakkab/kebodohan yang bertingkat: menganggap dirinya mengetahui sesuatu namun sebenarnya menyelisihi keadaan yang sebenarnya, misalnya seseorang ditanya : “kapankah terjadinya perang badar?”, Lalu dia menjawab : “pada tahun ketiga Hijriah”.

Memiliki pengetahuan tentang sesuatu namun masih ada keraguan dengan apa yang ia ketahui tersebut, apakah memang sesuai kebenaran atau tidak. Dalam hal ini ada tiga jenis:

Dhann: jika ia ragu antara dua hal mana yang benar dan mana yang salah, dan yang lebih ia cenderung yakini (kira-kira 75%) adalah sesuatu yang sebenarnya benar.

Wahm: jika ia ragu antara dua hal mana yang benar dan mana yang salah, dan yang lebih ia cenderung yakini (kira-kira 75%) adalah sesuatu yang sebenarnya salah.

Syakk: jika ia ragu antara dua hal mana yang benar dan mana yang salah, namun ia tidak memiliki kecenderungan, manakah dari keduanya yang lebih ia yakini (50:50).

Jenis Tingkat Keyakinan (%) terhadap yang ia ketahui

Sesuai kebenaran Tidak sesuai kebenaran

Ilmu 100 0

Dhann 75 25

Syakk 50 50

Wahm 25 75

Jahil basith 0 0

Jahil murakkab 0 100

3.2. Jenis Ilmu

  1. Ilmu Dlaruriy: sesuatu yang pengetahuan tentangnya sudah diketahui secara pasti, tanpa butuh pemeriksaan lebih lanjut dan juga pendalilan/bukti. Contoh: keseluruhan itu lebih besar daripada sebagian, api itu panas, dan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah subhanahu wa ta’ala.
  2. Ilmu Nadhariy: sesuatu yang untuk mengetahuinya membutuhkan pemeriksaan dan pendalilan, seperti pengetahuan tentang wajibnya niat dalam shalat.