DEFINISI ILMU
Mengetahui sesuatu sesuai dengan kebenarannya dengan perasaan pasti/yakin.
Yang bukan termasuk ilmu:
Jahil Basith/kebodohan yang ringan: tidak mengetahui sesuatu secara menyeluruh, misalnya seseorang ditanya: “kapankah terjadinya perang Badar?” Lalu dia menjawab “saya tidak tahu”.
Jahil murakkab/kebodohan yang bertingkat: menganggap dirinya mengetahui sesuatu namun sebenarnya menyelisihi keadaan yang sebenarnya, misalnya seseorang ditanya : “kapankah terjadinya perang badar?”, Lalu dia menjawab : “pada tahun ketiga Hijriah”.
Memiliki pengetahuan tentang sesuatu namun masih ada keraguan dengan apa yang ia ketahui tersebut, apakah memang sesuai kebenaran atau tidak. Dalam hal ini ada tiga jenis:
Dhann: jika ia ragu antara dua hal mana yang benar dan mana yang salah, dan yang lebih ia cenderung yakini (kira-kira 75%) adalah sesuatu yang sebenarnya benar.
Wahm: jika ia ragu antara dua hal mana yang benar dan mana yang salah, dan yang lebih ia cenderung yakini (kira-kira 75%) adalah sesuatu yang sebenarnya salah.
Syakk: jika ia ragu antara dua hal mana yang benar dan mana yang salah, namun ia tidak memiliki kecenderungan, manakah dari keduanya yang lebih ia yakini (50:50).
Jenis Tingkat Keyakinan (%) terhadap yang ia ketahui
Sesuai kebenaran Tidak sesuai kebenaran
Ilmu 100 0
Dhann 75 25
Syakk 50 50
Wahm 25 75
Jahil basith 0 0
Jahil murakkab 0 100
3.2. Jenis Ilmu
- Ilmu Dlaruriy: sesuatu yang pengetahuan tentangnya sudah diketahui secara pasti, tanpa butuh pemeriksaan lebih lanjut dan juga pendalilan/bukti. Contoh: keseluruhan itu lebih besar daripada sebagian, api itu panas, dan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah subhanahu wa ta’ala.
- Ilmu Nadhariy: sesuatu yang untuk mengetahuinya membutuhkan pemeriksaan dan pendalilan, seperti pengetahuan tentang wajibnya niat dalam shalat.